1. Konstruksi TR-1
2. Konstruksi TR-2
3. Konstruksi TR-3
4. Konstruksi TR-4
5. Konstruksi TR-5
6. Konstruksi TR-6
1. Konstruksi TR-1
2. Konstruksi TR-2
3. Konstruksi TR-3
4. Konstruksi TR-4
5. Konstruksi TR-5
6. Konstruksi TR-6
Suatu sistem pentanahan menjadi bagian esensial dari sistem tenaga listrik untuk mencegah potensi bahaya listrik terhada manusia, peralatan maupun sistem pelayanannya. Terdapat 3 macam elekroda pentanahan yaitu bentuk batang (rod), bentuk pita (kisi-kisi), dan bentuk plat.
Elektroda batang yaitu elektroda dari pipa atau besi baja profil yang dipancangkan ke dalam tanah. Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan dan teori-teori berawal dari elektroda jenis ini. Elektroda ini banyak digunakan pada gardu induk. Secara teknis, elektroda jenis ini mudah pemasangannya dan tidak memerlukan lahan yang luas. Elektroda batang biasanya ditanam dengan kedalaman yang cukup dalam.
Rumus tahanan pentanahan elektroda batang tunggal:
2. Elektroda Pita (kisi-kisi)
Elektroda pita merupakan elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Pemancangan dilakukan secara vertikal dengan menanam batang hantaran secara horizontal (mendatar) dan dangkal.
GAMBAR
Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda pita
RUMUS
3. Elektroda Plat
Elektroda plat merupakan elektroda dari bahan pelat logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Pada umumnya elektroda ini ditanam cukup dalam. Elektroda ini digunakan apabila diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan yang sulit diperoleh dengan menggunakan jenis-jenis elektroda yang lain.
Rumus tahanan pentanahan untuk elektroda bentuk plat:
1. Berdasarkan Besaran Input
– Arus [I] : Relai Arus lebih [OCR]
Relai Arus kurang [UCR]
– Tegangan [U] : Relai tegangan lebih
Relai tegangan kurang [UVR]
– Frekuensi [f] : Relai frekuensi lebih {OFR]
Relai frekuensi kurang [UFR]
– Daya [P ; Q ] : Relai daya Max / Min
Relai arah / Directional
Relai Daya balik
– Impedansi [Z] : Relai jarak [Distance]
– Beda arus : Relai diferensial
2. Berdasarkan Karakreristik Waktu Kerja
– Seketika [Relai instant / Moment /high speed ]
– Penundaan waktu [ time delay ] : Definite time relay
Inverse time relay
– Kombinasi instant dengan tunda waktu
3. Berdasarkan Jenis Kontak
– Relai dengan kontak dalam keadaan normal terbuka [ normally open contact]
– Relai dengan kontak dalam keadaan normal tertutup [ normally close contact]
4. Berdasarkan Prinsip Kerja
4.1. Tipe Elektromekanis
a. Tarikan magnit
– tipe Plunger bila kumparan diberi arus melebihi nilaipick upnya, maka plunger akan bergerak keatasdan terjadi penutupankontak. gaya yang yang ditimbulkansebanding dengan kwadratarus pada kumparan .relai ini mempunyai waktukerja yang cepat , sehingga banyak digunakan sebagairelai instantaneous .
– tipe hinged armature bila kumparan diberi arus,maka lengan akan tertariksehingga ujung lengan yanglain akan menggerakan kontak .gaya elektromagnitik jugasebanding dengan kwadrat arus kumparan .tipe ini banyak digunakansebagai relai bantu, karenadapat mempunyai kontakyang banyak dan kontaknyamempunyai kapasitas pemutusan arus yang lebihbesar .
– tipe tuas seimbang tipe ini terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan kerja dan penahan. dalam keadaan seimbang dimana gaya pegas diabaikan maka i1 / i2 = k [ konstante ] bila i1 / i2 lebih besar dari k maka relai akan menutup kontak bila i1 / i2 lebih kecil dari k maka relai akan buka kontak tipe ini banyak digunakan sebagai relai diferensial dan relai jarak .
b. Indikasi
– tipe shaded pole terjadi beda sudut fasa antara fluk [2] dengan fluk [1] kedua fluk ini akan menginduksikan arus pusar pada piringan interaksi antara kedua fluk tersebut akan menimbulakan torsi dan menggerakan piringan karena kontak gerak dipasng pada poros maka kontak akan menutup
– tipe KWH interaksi antara fluk u dan terhadap fluk yang diperoleh dari arus pusar yang diinduksikan pada piringan akan mengerakan piringan untuk berputar putaran ini akan menutup kontak umumnya karakteristi k tunda waktunya adalah inverse
– tipe mangkok { Induction Cup ] prinsipnya sama seperti motor induksi. terdapat rotor aluminium berbentuk silinder yang di tengahnya inti magnitik sehingga silinder tersebut dapat berputar pada silinder dipasang kontak gerak dan dapat menutup kontak ke kiri atau ke kanan .
4.2 Tipe Thermis
Rele Temperatur mendeteksi kenaikan temperatur belitan sisi primer/sekunder dan minyak, biasa disebut winding temprature dan oil temprature.
4.3 Tipe gas
– relai buccholz Rele bucholz dipasang pada pipa dari maintank ke konservator. Rele ini gunanya untuk mengamankan trafo dari gangguan internal trafo yang menimbulkan gas dimana gas tersebut timbul akibat adanya hubung singkat didalam trafo atau akibat busur didalam trafo.
Pendahuluan
Ketidakseimbangan beban pada suatu sistem distribusi tenaga listrik selalu terjadi dan penyebab ketidakseimbangan tersebut adalah pada beban-beban satu fasa pada pelanggan jaringan tegangan rendah. Akibat ketidakseimbangan beban tersebut muncullah arus di netral trafo. Arus yang mengalir di netral trafo ini menyebabkan terjadinya losses (rugi-rugi), yaitu losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dan losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah.
Ketidakseimbangan Beban
Yang dimaksud dengan keadaan seimbang adalah
suatu keadaan di mana :
-Ketiga vektor arus / tegangan sama besar.
-Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan di mana salah satu atau kedua syarat keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada 3 yaitu:
– Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
– Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain.
– Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama lain.
Gambar (a) menunjukkan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS , IT) adalah sama dengan nol sehingga tidak muncul arus netral (I). Sedangkan pada Gambar (b) menunjukkan Nvektor diagram arus yang tidak seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (IR, IS, IT ) tidak sama dengan nol sehingga muncul sebuah besaran yaitu arus netral (IN) yang besarnya bergantung dari seberapa besar faktor ketidakseimbangannya.
Akibat Ketidakseimbangan Pembebanan Trafo Distribusi
Sebagai akibat dari pembebanan yang tidak seimbang pada trafo maka akan menimbulkan rugi-rugi (losses) energi diantaranya
1. Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Netral
Rugi ini terjadi karena ada arus yang lumayan cukup besar mengalir penghantar netral sebagai akibat dari ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa R, fasa S, fasa T). Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi). Losses pada penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2. Losses (rugi-rugi) Akibat Adanya Arus Grounding
Ketidakseimbangan beban juga mengakibatkan adanya arus yang mengalir pada penghantar grounding (pentanahan), Besarnya daya yang hilang akibat arus grounding ini adalah sebagai berikut:
Menentukan Besaran Ketidakseimbangan Beban pada tiap Fasa (Analisa Pembebanan)
Referensi : “Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi” Julius S, Tabrani Machmudsyah, Yanuar Isnanto
dimana:
IFL= Arus beban penuh (Ampere)
S = Daya Kompleks 3 phasa (VA)
V= Tegangan phasa to phasa (volt)
ISc = Arus hubung singkat (Ampere)
Kva = daya kompleks dalam satuan kilo
kv =tegangan phasa to phasa dalam satuan Kilo
Dimana:
q = Luas penampang (mm2)
I = Arus yang mengalir pada penghantar (A)
L = Panjang Penghantar (m)
∆V = drop tegangan (volt)
ϒ = daya hantar penghantar (ohm/m)
R = Resistansi penghantar (ohm)
µ0= konstatnta medan magnet 4∏x 10-4 H/km
ῲ = 2∏.f
f= frekuensi (hz)
r = jari-jari penghantar (mm)
d = geometric mean distance = jarak + r
A. Pentanahan
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik utamanya petir. Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan atau sirkit listrik dengan bumi.
B. Tujuan Pentanahan
Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Menurut IEEE Std 142™-2007, tujuan system pentanahan adalah:
a) Membatasi besarnya tegangan terhadap bumi agar berada dalam batasan yang diperbolehkan
b) Menyediakan jalur bagi aliran arus yang dapat memberikan deteksi terjadinya hubungan yang tidak dikehendaki antara konduktor system dan bumi. Deteksi ini akan mengakibatkan beroperasinya peralatan otomatis yang memutuskan suplai tegangan dari konduktor tersebut.
C. Karakteristik Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
Penggunaan Pentanahan dalam Aplikasi Proteksi:
1 Karena gejala alami, seperti kilat, tanah digunakan untuk membebaskan sistem dari arus sebelum personil atau pelanggan dapat terluka atau komponen sistem yang peka dapat rusak.
2. Karena potensial dalam kaitan dengan kegagalan sistem tenaga listrik dengan kembalian tanah, tanah membantu dalam memastikan operasi yang cepat menyangkut relay proteksi sistem daya dengan menyediakan jalan arus gagal tahanan rendah tambahan. Jalan tahanan rendah menyediakan tujuan untuk mengeluarkan potensial secepat mungkin. Tanah harus mengalirkan potensial sebelum personil terluka atau sistem telepon rusak.
D. Bagian-bagian yang Ditanahkan
Dalam sebuah instalasi listrik ada empat bagian yang harus ditanahkan atau sering juga disebut dibumikan. Empat bagian dari instalasi listrik ini adalah:
a. Semua bagian instalasi yang terbuat dari logam (menghantar listrik) dan dengan mudah bisa disentuh manusia. Hal ini perlu agar potensial dari logam yang mudah disentuh manusia selalu sama dengan potensial tanah (bumi) tempat manusia berpijak sehingga tidak berbahaya bagi manusia yang menyentuhnya.
b. Bagian pembuangan muatan listrik (bagian bawah) dari lightning arrester. Hal ini diperlukan agar lightning arrester dapat berfungsi dengan baik, yaitu membuang muatan listrik yang diterimanya dari petir ke tanah (bumi) dengan lancar.
c. Kawat petir yang ada pada bagian atas saluran transmisi. Kawat petir ini sesungguhnya juga berfungsi sebagai lightning arrester. Karena letaknya yang ada di sepanjang saluran transmisi, maka semua kaki tiang transmisi harus ditanahkan agar petir yang menyambar kawat petir dapat disalurkan ke tanah dengan lancar melalui kaki tiang saluran transmisi.
d. Titik netral dari transformator atau titik netral dari generator. Hal ini diperlukan dalam kaitan dengan keperluan proteksi khususnya yang menyangkut gangguan hubung tanah.
Dalam praktik, diinginkan agar tahanan pentanahan dari titik-titik pentanahan tersebut di atas tidak melebihi 4 ohm.
Secara teoretis, tahanan dari tanah atau bumi adalah nol karena luas penampang bumi tak terhingga. Tetapi kenyataannya tidak demikian, artinya tahanan pentanahan nilainya tidak nol. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya tahanan kontak antara alat pentanahan dengan tanah di mana alat tersebut dipasang (dalam tanah). Alat untuk
melakukan pentanahan ditunjukkan oleh Gambar 1.
Gambar 1. Macam-macam alat pentanahan.
Dari gambar 1 tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:
1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat tembaga.
4. Pelat pentanahan (grounding plate), yaitu pelat tembaga.
Tahanan pentanahan selain ditimbulkan oleh tahanan kontak tersebut diatas juga ditimbulkan oleh tahanan sambungan antara alat pentanahan dengan kawat penghubungnya. Unsur lain yang menjadi bagian dari tahanan pentanahan adalah tahanan dari tanah yang ada di sekitar alat pentanahan yang menghambat aliran muatan listrik (arus listrik) yang keluar dari alat pentanahan tersebut. Arus listrik yang keluar dari alat pentanahan ini menghadapi bagian-bagian tanah yang berbeda tahanan jenisnya. Untuk jenis tanah yang sama, tahanan jenisnya dipengaruhi oleh kedalamannya. Makin dalam letaknya, umumnya makin kecil tahanan jenisnya, karena komposisinya makin padat dan umumnya juga lebih basah. Oleh karena itu, dalam memasang batang pentanahan, makin dalam pemasangannya akan makin baik hasilnya dalam arti akan didapat tahanan pentanahan yang makin rendah.
Gambar 2. Batang pentanahan beserta aksesorisnya.
Gambar 2 menggambarkan batang pentanahan beserta aksesorisnya, yaitu; (1) Konduktor tanah, (2) Penghubung antara konduktor dengan elektroda tanah, dan (3) Elektroda tanah.
Gambar 3. Batang pentanahan dan lingkaran pengaruhnya (sphere of influence).
Sedangkan gambar 3 menggambarkan batang pentanahan beserta lingkaran pengaruhnya (sphere of influence) didalam tanah. Tampak bahwa pengaruh batang pentanahan akan semakin dalam letaknya di dalam tanah dan pengaruh terkecil pada kedalaman yang sama dengan kedalaman batang pentanahan. Lingkaran pengaruh ini makin dekat dengan batang pentanahan. Hal ini disebabkan oleh adanya variasi tahanan jenis tanahnya.